Minggu, 09 Februari 2020

Review Artikel UNS

Menjaga Lingkungan dengan Go Green

F3419039  Muhammad Haidar Yusuf Najib  Penulis Mahasiswa Program Studi Perpajakan  Fakultas Ekonomi dan Bisnis

  A. Latar Belakang
      Apa yang dimaksud dengan istilah Go Green ? Go-Green adalah tindakan penyelamatan 
     bumi yang saat ini sudah mengalami kerusakan dan pemanasan gobal akibat dari ulah  
     kita sendiri..go green bisa di sebut pula dengan " Penghijauan" dengan kemajuan 
     zaman yang saat ini semakin banyak produk-produk yang tidak ramah lingkungan dan         dapat merusak alam serta lingkungan kita seperti banyaknya kendaraan bermotor,             penggunaan Kantong plastik.dll. Untuk menghadapi  situasi tersebut manusia harus           mengadakan perubahan besar, meskipun perubahan itu bukan hal yang mudah, namun       alangkah baiknya kalau perubahan itu dimulai dari diri kita masing-masing dengan 
     cara menjaga lingkungan yang ada di sekita kita

 B. Tujuan Artikel Ilmiah
     Tujuan artikel ini dibuat adalah agar kita sebagai mahasiswa untuk menjaga  
     kebersihan dan kelestarian lingkungan yang ada di sekitar kita dengan melakuakn 
     gerakan Go Green.

C. Pembahasan

Universitas Sebelas Maret sudah merencanakan suatu gerakan Green Campus
karena sadar bahwa Universitas Sebelas Maret menjadi salah satu perguruan tinggi
yang peduli dan bertanggung jawab untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, nyaman, dan ramah. Sejumlah pembangunan fisik untuk menuju green campus dilakukan, seperti: penanaman pohon di kampus, pembangunan pedestrian sepanjang 1,5 km, dan sejumlah taman di beberapa lokasi. SSeperti yang diakatakan oleh Koordinator Program Green Campus UNS Prof. Dr. Ir. Purwanto, MS menerangkan, pembangunan pedestrian sepanjang 1,5 km itu mengelilingi gedung Rektorat, Laboratorium Pusat IPA UNS, UPT PUsat Komputer, Laboratorium Kimia, Perpustakaan Pusat masih dalam proses pembangunan awal. Selanjutnya, pedestrian serupa juga akan dibangun di masing-masing fakultas untuk mempermudah akses ke fakultas.

Selain itu, untuk menampung dan memanfaatkan air yang masuk ke kampus, pihaknya juga membangun danau baru di sisi timur gedung Rektorat dan merehabilitasi danau dekat Fakultas Pertanian ditambah lagi pengoperasian dua armada bus kampus. Pembangunan sejumlah gedung baru juga telah memenuhi kriteria green building seperti pada pembangunan gedung Pascarjana dan konsultan DED Rumah Sakit Pendidikan UNS juga memasukkan kriteria sebagai green hospital building.
Purwanto juga menghimbau agar tidak dilakukan lagi pembangunan gedung baru di UNS seluas 73 hektar ini. “Kami hanya menghimbau untuk tidak membangun gedung di lahan baru dan kalau bisa tidak ada pembangunan gedung lagi. Jika terpaksa harus membangun, bisa dilakukan demolisi gedung lama dan konstruksi gedung baru vertical,” imbau dia.
Secara terpisah, Rektor UNS Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS. membenarkan upaya UNS untuk mewujudkan green campus. Rektor mengungkapkan bahwa beberapa waktu silam pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dia juga mengaku, untuk melaksanakan hal tersebut, pihaknya telah membentuk tim pengembagan green campus.
Ravik menerangkan, tim tersebut bahkan sudah bekerja dengan memanfaatkan semua air yang ada di gedung Rektorat dan menampungnya di waduk yang ada di sisi timur gedung. Timnya juga telah membangun pedestrian bagi pejalan kaki. “Setiap ada event kita selalu berusaha untuk melakukan penanaman pohon. Begitupun seandainya terpaksa harus menebang pohon untuk pembangunan, kami ganti dengan menanam pohon baru. Tapi kita usahakan untuk tidak menebang pohon,” tegas Ravik. (Sumber https://uns.ac.id/id/uns-update/uns-berbenah-menuju-green-campus.html).

Prestasi UNS dalam Bidang Lingkungan
Tahun 2018, UNS menempati peringkat 7 UI GreenMetric The Most Sustainable Campus in Indonesia. UI GreenMetric adalah salah satu program dari Universitas Indonesia. UI GreenMetric menilai universitas berdasarkan komitmen dan tindakan universitas terhadap penghijauan dan keberlanjutan lingkungan. Metode penilaiannya adalah berdasarkan 6 kriteria, yakni setting and infrasctructure, energy and climate change, waste, water, transportation, dan education.
Partisipasi Mahasiswa dalam Mewujudkan Kampus UNS Ramah Lingkungan
Dengan misi mengajak mahasiswa berpartisipasi aktif dalam menjaga lingkungan, tim Green Campus Universitas Sebelas Maret mengadakan lomba mahasiswa tingkat universitas dengan tema Mewujudkan Kampus UNS ramah lingkungan untuk menggali ide-ide mahasiswa dalam bidang lingkungan. Lomba diadakan dalam tiga kategori yaitu karsa cipta lingkungan, penerapan teknologi tepat guna sederhana dan gagasan tertulis. Salah satu pemenang dalam lomba ini adalah tim yang diketuai oleh Uly Wulan Apriani yang mendapat juara 3 dalam kategori karsa cipta lingkungan dengan gerakan Trashmovement.
Trashmovement merupakan gerakan peduli lingkungan yang bergerak dalam mengatasi masalah sampah plastik. Sampah telah menjadi permasalahan yang mendapat perhatian global dalam beberapa tahun ini. Pada 2015 lalu, jurnal Science mengungkap sebuah penelitian bahwa Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia (Kompas.com).
Melalui wawancara dengan kompas.com, Sekretaris Ditjen Cipta Karya Rina Agustin mengungkapkan,
“Masalah sampah adalah masalah perilaku, karenanya diperlukannya perubahan perilaku masyarakat untuk disiplin membuang sampah pada tempatnya.”
Trashmovement mengkampanyekan penanganan masalah sampah dalam 3 gerakan yaitu:  Trashless gerakan untuk mengurangi pemakaian plastik dengan membawa tas belanja, botol minum dan tempat makan saat bepergian. Yang kedua Growingtrash gerakan mengkreasikan sampah plastik sehingga dapat dipakai lagi. Yang ketiga Trashtalk diskusi tentang green and zero waste life di media sosial atau diskusi publik.
Selain itu, bersama dengan timnya, Syahna Febrianastuti, Elsa Ninda Karlinda Putri dan Uly Wulan Apriani melakukan penelitian material baru penyerap zat warna pada limbah. Penelitian ini mendapatkan dukungan dari Menristekdikti melalui Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM). Material yang dibuat dari alginate yang berasal dari rumput laut dan Graphene Oxide yang bisa didapatkan dari arang terbukti dapat menurunkan kadar zat warna metilen biru. Zat warna ini merupakan pewarna sintetik non degradable yang sering dipakai dalam pewarnaan kain. Dengan material baru ini diharapkan dapat menjadi solusi penurunan kadar zat warna pada limbah industri kain. Apalagi Solo memiliki banyak industri kain batik rumahan tetapi belum memiliki pengolahan limbah (IPAL) yang baik. (Sumber https://uns.ac.id/id/uns-opinion/uns-green-campus-dan-semangat-peduli-lingkungan-civitas-academica-uns.html )
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mengadakan kegiatan UNS Go Green Rektor Bersama Mahasiswa Tanam Pohon di lingkungan Kampus UNS KentinganJumat (5/2/2016). Kegiatan ini merupakan awal acara penanaman pohon tahap satu sebelum gerakan one student, five trees digalakkan untuk mahasiswa baru 2016/2017. Gerakan ini sudah dimulai sejak tahun lalu.
Koordinator Tim Green Campus UNS Okid Parama Astirin mengungkapkan bahwa telah disiapkan 600 bibit pohon, dan dari jumlah tersebut ada 27 jenis tanaman langka dan buah-buahan. Dia menambahkan bahwa lokasi penanaman bibit pohon ini telah ditentukan dengan berbagai pertimbangan. “Yaitu antar jarak tanam dengan tanaman yang sudah ada, dan kerapatan tanaman yang ada di suatu area,” imbuhnya. Okid juga mengatakan bahwa pada kegiatan penanaman tahap kedua, telah dipersiapkan 1000 bibit pohon yang nantinya akan ditanam di area dalam dan luar UNS. Penanaman yang tidak melulu di dalam kampus ini adalah wujud komitmen UNS pada gerakan penghijauan kawasan se-eks Karesidenan Surakarta.
Rektor UNS Ravik Karsidi dalam sambutannya menyampaikan cita-cita UNS adalah, salah satunya, bisa membuat tanah seluas 74 hektar ini menjadi kampus arboretum. Kampus arboretum adalah kampus yang mengonservasi tanaman-tanaman langka yang ada.
Dia menyampaikan bahwa usaha Tim Green Campus UNS sangat menggembirakan, karena pemeringkatan melalui UI Green Metric, tahun 2015 UNS mendapat peringkat 5 se-Indonesia dan 97 seluruh dunia dari 3.500 perguruan tinggi yang mengikuti pemeringkatan tersebut.
Ravik menyampaikan bahwa dirinya telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada pertengahan tahun lalu. MoU tersebut berisi tentang kesepakatan akan kewajiban setiap mahasiswa baru yang wajib menanam dan merawat 5 pohon sampai lulus. “Sudah ada ICT System, siapa yang menanam akan difoto dan di-upload. Besok pada saatnya akan dicek, apakah sudah besar atau belum (pohonnya—red.), Prof. Okid dan teman-teman sudah punya indikatornya,” Ravik mengungkapkan cara pemantauan agar gerakan one student, five trees bisa berjalan dengan semestinya.
Pihaknya menyadari bahwa penanaman tidak bisa terus menerus di lingkungan kampus, sehingga berencana untuk melaksanakan Corporate Social Responsibility (CSR) UNS untuk menghijaukan lingkungan di luar kampus. Ravik mengapresiasi kegiatan tersebut yang merupakan investasi untuk masa depan. (Sumber https://uns.ac.id/id/uns-update/uns-go-green-rektor-bersama-mahasiswa-tanam-pohon.html)
Tiga Mahasiswa program studi Teknik Industri Fakultas Teknik (FT) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menyabet juara satu dalam kompetisi Green Supply Chain di Jogyakarta (9-10/5/2018). Ketiga mahasiswa tersebut yaitu Izzatul Fitria Febriandini, Octavia Rizkadayanti, dan Maria Nindy Alif Jodinesia yang merupakan mahasiswa angkatan 2015 berhasil mengalahkan tim dari berbagai universitas di Indonesia.
Green supply chain competition merupakan kompetisi mengenai rantai pasok yang fokus pada nilai-nilai ramah lingkungan, mulai dari pembelian hingga end of product. Octavia, Izza dan Nindy kemudian mengusulkan sebuah ide mengenai green supply chain pada pembuatan telur asin. Menurut Octavia pemilihan telur asin didasarkan pada maraknya makanan yang menggunakan telur asin sebagai bahan pelengkap maupun utama.
“Dari tahun 2017 hingga sekarang itu kan lagi booming ya snack dan makanan olahan telur asin. Nah kita lihat itu sebagai peluang, karena itu berarti lagi hype kan telur asinnya,” ungkap Octavia.
Lebih jauh, Nindy menjelaskan bahwa dalam karya tulis mereka yang berjudul Green Supply Chain pada Industri Telur Asin, mereka menekankan nilai-nilai ramah lingkungan pada entitas procurement di supplier, entitas produksi, dan entitas distribusi ke konsumen.
“Jadi kita itu mengkaji beberapa permasalahan di telur asin. Misalkan di procurement itu kualitas telur asin belum dipilih dengan baik, jadi kita mengusulkan quality control seperti di frekuensi pemberian ransum. Kita juga mengusulkan penggunaan adonan pengasin bisa empat kali selama tekstur baik dan tidak ada aroma, karena biasanya cuma dipakai sekali dua kali itu seperti pemborosan,” terang Nindy.
Proses Persiapan
Untuk persiapan lomba ini, Izza mengaku melakukan persiapan dari bulan Maret 2018. Mereka melakukan banyak survey dan observasi kepada para pedagang telur asin yang ada di sekitar kota Solo, melakukan banyak kajian teori, serta berkonsultasi dengan dosen terkait.
“Jadi kita itu persiapannya mulai dari bulan Februari sampai bulan Maret untuk membuat satu karya tulis, kita tuh hampir sebulan. Pengumumannya baru bulan April kalau kita lolos presentasi ke Yogyakarta,” ungkap Izza.
Menuju hari H presentasi, Octavia mengaku mereka hanya melakukan latihan presentasi satu malam sebelumnya dikarenakan kesibukan masing-masing anggota di berbagai kegiatan kampus. Meskipun Octavia, Izza, dan Nindy sempat khawatir tidak sempat belajar, namun akhirnya mereka dapat memberikan hasil yang terbaik.
“Buat presentasi itu kami latihanya satu malam doang habis gala dinner, kalau total itu sekitar enam sampai tujuh kali latihan presentasi. Karena sebelum itu, kami masih sibuk juga ada yang jadi panitia acara di kampus ada yang jadi peserta presentasi paper juga,” terang Octavia. (Sumber https://uns.ac.id/id/uns-students/tiga-mahasiswa-teknik-industri-menangkan-green-supply-chain-competition.html)

Menutup tahun 2016, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menempati peringkat 76 UI GreenMetric World University Ranking dari 516 universitas di dunia. Sebelumnya, UNS menempati peringkat 97 pada tahun 2015. UI GreenMetric World University Ranking merupakan pemeringkatan universitas di seluruh dunia berdasarkan enam indikator, yakni setting and infrasctructure, energy and climate change, waste, water, transportation, dan education.
Ketua Tim Pelaksana UI Green Metric World University Rangking UNS, Ir. Winny Astuti, M.Sc, Ph.D menjelaskan berbagai upaya telah dilakukan oleh tim yang dipimpinnya sampai dengan posisi saat ini. Menurutnya, upaya untuk meningkatkan infrastruktur universitas dan aksi ke arah kampus berkelanjutan tidak hanya menjadi tanggung jawab di tataran universitas tetapi juga fakultas. “Upaya itu juga diturunkan ke fakultas seperti mengadakan lomba Green Campus di tingkat fakultas. Fakultas memiliki peran besar seperti menentukan kebijakan yang mendukung, memperbanyak public space, dan menghemat energi,” terangnya. Lebih lanjut, Winny menuturkan di kampus lain, upaya mewujudkan green campus bahkan sudah menjadi perhatian di tingkat program studi.
Dalam rangka menggunakan energi secara bijak, Winni menyebut UNS juga telah melakukan audit energy tiap tahunnya. “Jadi kita tidak boleh seenaknya menggunakan energi. Harus menghemat listrik, air. Kalau tidak dipakai, lampu dimatikan, menggunakan air kran secukupnya,” Winny mencontohkan.
Think, Speak, Do
Capaian GreenMetric World University Ranking ini, bagi Winny, hendaknya tidak hanya berhenti pada peringkat tetapi juga perubahan perilaku. “Masih banyak yang masih harus dilakukan. Kita harus mendorong orang untuk aware dengan perubahan perilaku kita. Kita harus melakukan kampanye pada kegiatan sehari-hari. Tidak hanya memberi tahu tapi juga mencontohkan. Think, speak, do,” tegasnya.
Winny menguraikan civitas akademika mempunyai peran untuk mendukung gerakan ini. Ia mencontohkan aksi yang bisa dilakukan antara lain mendorong pengurangan penggunaan kendaraan bermotor. Sebagai gantinya, civitas akademikan bisa memanfaatkan bus kampus, berjalan kaki atau bersepeda; mengurangi sampah;  memanfaatkan SPAM (Sistem Pengolahan Air Minum) misalnya dengan membawa botol air minum ke kampus dan mengganti air minum kemasan saat rapat; kebijakan mengurangi penggunaan kerta pada laporan. Tentunya, langkah tersebut juga dilengkapi dengan kebijakan yang mendukung. “Kalau kita peduli terhadap lingkungan, alam menjadi baik,” pungkasnya. (Sumber https://uns.ac.id/id/uns-update/greenmetric-world-university-ranking-2016-uns-tempati-posisi-76-dunia.html)
D. Kesimpulan
Sebagai mahasiswa, kita harus menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan dimulai dari yang berada di sekitar kita. Langkah langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan ialah dengan Tidak membuang sampah sembarangan, gunakanlah air bersih seperlunya, tanamlah minimal satu pohon untuk setiap orang, hematlah pemakaian listrik seefisien mungkin, penggunaan tranportasi massal seperti busway, bus, angkot sangat dianjurkan, memilah sampah, daur ulang yang dapat dimanfaatkan kembali dan masih banyak lagi.